"Saya lihat Bimasakti saat gerhana. Meski langit sudah terpolusi cahaya, tapi tahapannya masih rendah, jadi bisa terlihat," katanya saat dihubungi Kompas.com lewat jejaring sosial hari ini.
Ia menambahkan, Bimasakti tampak persis di samping bulan, tepatnya di sebelah timur atau samping kiri. "Tampak seperti awan putih tipis yang berarah utara selatan. Sangat tipis," terangnya lagi.
Dalam pengamatannya dari Gombong, Kebumen, Jawa Tengah, ia juga berhasil menangkap citra obyek angkasa lainnya. Misalnya, planet Venus dan Jupiter yang tampak pada tahapan akhir gerhana.
Pengamatan di Gombong dipusatkan di RS PKU Muhammadyah wilayah itu. Ma'rufin mengatakan, sekitar 50 orang terlibat dalam pengamatan tersebut. Awan sesekali mengganggu pengamatan dengan melintas cepat.
Ma'rufin juga menangkap citra meteor saat gerhana. "Ada dua meteor. Satu pas sebelum total dan satu lagi pas total. Meteor sporadic. Sepertinya dari debu pecahan asteroid," kata Ma'rufin.
Beberapa obyek langit yang disaksikan Ma'rufin juga terlihat dari pengamatan di Planetarium Jakarta. Meski berawan, menjelang pukul 05.00 WIB tadi, Jupiter menampakkan diri dalam warna putih di arah timur.
Gerhana bulan total dini hari tadi merupakan salah satu gerhana yang periode totalnya terpanjang dalam 100 tahun terakhir karena mencapai 100 menit. Masyarakat Indonesia masih mempunyai kesempatan menyaksikan gerhana bulan pada Desember tahun ini, diperkirakan terjadi dari sore hingga malam hari.
Sumber : Kompas
0 komentar:
Posting Komentar