Padahal, kekhawatiran akan demam makanan Jepang yang melanda seluruh dunia mendorong stok persediaan ikan tuna di seluruh dunia terus turun ke tingkat yang semakin rendah dan memunculkan dukungan untuk menyelamatkan spesies ikan tersebut.
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), lembaga di bawah departemen perdagangan AS menyatakan bahwa mereka akan memasukkan tuna sirip biru Atlantik ke dalam spesies yang dipantau. Namun mereka tidak mengklasifikasikan ikan itu dalam Endangered Species Act yang menyediakan perlindungan hukum bagi ikan itu.
“Berdasarkan pengamatan ilmiah, kami memutuskan bahwa cara terbaik untuk memastikan keberadaan tuna sirip biru dalam jangka panjang adalah melalui kerjasama internasional dan manajemen perikanan domestik,” kata Eric Schwaab, pejabat senior NOAA, seperti dikutip dari AP, 30 Mei 2011.
Schwaab menyebutkan, pemerintah AS akan terus menerapkan kuota yang ketat atas jumlah tuna yang boleh diburu untuk memastikan keberadaan ikan ini dan stok ikan penting lainnya.
Keputusan pemerintah itu dinilai positif oleh Olympia Snowe, anggota dewan dari partai Republik di Maine, Amerika Serikat. Menurutnya, memasukkan tuna itu ke daftar terancam punah akan membahayakan kehidupan para nelayan di pesisir Maine.
“Jika tuna sirip biru masuk daftar terancam punah, itu akan sangat memukul para nelayan AS, khususnya nelayan asal Maine yang selama ini menangkap ikan secara bertanggungjawab,” ucap Snowe.
Pemerintah mempertimbangkan permintaan untuk memasukkan tuna ke daftar dilindungi setelah menerima masukan dari Center for Biological Diversity, kelompok pecinta lingkungan yang menyebutkan bahwa tumpahan minyak British Petroleum di kawasan Teluk Meksiko telah mengancam habitat perkembangbiakan tuna itu.
Catherine Kilduff, staf pengacara dari lembaga itu menyebutkan, kelompoknya akan meninjau kembali temuan yang diumumkan pemerintah dan mempertimbangkan kemungkinan untuk mengajukan gugatan ke pengadilan seputar penyelamatan tuna.
Lembaga itu juga telah meminta boikot dari konsumen yang disebutkan bahwa 22 ribu orang akan mendukung aksi stop makan di restoran yang menyajikan ikan tuna sirip biru.
“Jika ada pergerakan di akar rumput untuk berhenti mengonsumsi spesies ini, maka gerakan itu akan membuat para politisi mempertimbangkan kembali keputusan mereka dan tidak mengandalkan kebutuhan industri yang terus meminta pasokan ikan tersebut,” ucap Kilduff.
Tahun lalu, pemerintah AS juga didesak untuk melakukan pemblokiran atas perdagangan tuna sirip biru Atlantik. Namun proposal itu dengan mudah dikalahkan di UN Conventional on International Trade in Endangered Species setelah lobi yang kuat dilakukan oleh Jepang dan beberapa negara Eropa.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar