ShoutMix chat widget

Selasa, 31 Mei 2011

Jaringan IT Lockheed Martin diserang

San News - Perusahaan pertahanan asal Amerika Serikat Lockheed Martin mengatakan telah mendeteksi serangan terhadap jaringan teknologi informasinya. 


Tim pengamanan informasi Lockheed Martin menyatakan serangan itu hampir merusak semua sistem dan data milik perusahaan tersebut. 

"Sistem kami tetap aman meski kami melakukan tindakan yang diperlukan untuk melindungi jaringan dan meningkatkan keamanan IT kami," kata pernyataan resmi perusahaan.
Insiden itu kini tengah dalam penyelidikan dan Lockheed Martin mengatakan perusahaan itu bekerja sama membagi informasi dengan lembaga-lembaga keamanan pemerintah AS.
Namun sejauh ini manajemen perusahaan belum menyebutkan tersangka penyerangan itu.
Meski sempat mendapat serangan, Lockheed Martin mengatakan tetap memercayai sistem keamanan berlapis yang diterapkan selama ini.
Lockheed Martin yang berpusat di Bethesda, Maryland mempekerjakan 125.000 pegawai di seluruh dunia.
Perusahaan ini memfokuskan diri dalam merancang, mengembangkan dan membangun sistem teknologi canggih termasuk di dalamnya sejumlah persenjataan canggih.
Lockheed Martin ini adalah salah satu perusahaan pertahanan terbesar di dunia dengan 74% pendapatannya tahun 2009 diperoleh dari penjualan peralatan militer.
Tahun lalu, perusahaan ini meraup pendapatan tak kurang dari US$48,8 miliar atau hampir Rp392 triliun.
Sejumlah produk perusahaan ini antara lain misi Trident, pesawat mata-mata Orion, pesawat tempur F-16 dan F-22 Raptos serta pesawat angkut militer Hercules C-130.
Selain memproduksi peralatan militer, Lockheed Martin juga bekerja sama dengan Badan Angkasa Luar AS (NASA).
Salah satu proyek yang dikembangkan NASA bersama Lockheed Martin adalah pesawat angkasa luar berawak Orion untuk membawa manusia jauh lebih dalam ke antariksa.
Kapsul Orion berbobot 23 ton ini awalnya akan digunakan untuk membawa manusia ke Bulan dan kembali ke Bumi.
Orion ini adalah salah satu proyek eksplorasi angkasa luar berawak yang dicanangkan Presiden Barack Obama tahun lalu.
Namun, program ini terhenti karena kekurangan anggaran.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. San News Online . All Rights Reserved
Home | Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Site map
Design by Herdiansyah . Published by Borneo Templates