Kesimpulan ini disampaikan pakar kulit dari Wake Forest University School of Medicine di North Carolina, Amerika Serikat, berdasarkan hasil riset yang mereka lakukan belum lama ini.
Seperti dilansir oleh The Telegraph, para peneliti mengatakan menularnya rasa gatal bisa menyebar kepada orang-orang yang secara visual melihat orang lain tengah mengalami gatal-gatal dan sedang garuk-garuk.
Dalam riset tersebut, para peneliti mengujikan 25 sukarelawan dengan mempertontonkan kepada mereka video selama 5 menit seseorang yang tengah garuk-garuk. Ternyata video itu mampu menginduksi dan membuat para sukarelawan turut bergaruk-garuk.
Walaupun peneliti memberikan sebuah cairan di salah satu bagian tubuh sukarelawan untuk memperbesar induksi rasa gatal di tempat itu, tapi ternyata rasa gatal yang timbul di tubuh para sukarelawan tidak terbatas pada bagian tubuh yang dioleskan dengan cairan tersebut.
"Hasil penelitian kami memperlihatkan bahwa semestinya ada sebuah mekanisme otak pusat yang bertanggung jawab dalam membangkitkan sensasi gatal," kata Dr Gil Yosipovitch, pemimpin riset yang kini telah dipublikasikan secara online di jurnal British Journal of Dermatology.
Kemungkinan, kata Yosipovitch, terdapat beberapa input sensor yang bisa menyebabkan timbulnya rasa gatal, tak hanya terbatas dari stimuli gatal saja. Input-input sensor itu bisa dengan salah diterjemahkan, sehingga menimbulkan rasa gatal.
"Sepertinya batasan sehingga timbulnya rasa gatal begitu tipis, ketika terdapat sugesti dalam bentuk visual, bahkan dengan hanya membaca atau memikirkannya," kata Yosipovitch.
Nina Goad, peneliti dari British Association of Dermatologists mengatakan bahwa riset ini menunjukkan betapa besar pengaruh pikiran manusia pada sensasi tubuh manusia.
"Ini adalah studi yang menakjubkan dalam meneliti efek dari kekuatan akal pikiran terhadap sensasi tubuh seperti rasa gatal."
0 komentar:
Posting Komentar